SBNpro – Simalungun
Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga didesak segera mencopot jabatan Direksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Lihou dari yang menjabat saat ini.
Desakan itu disampaikan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dari Fraksi PDIP, Maraden Sinaga. “Copot saja direksinya itu,” ucapnya melalui panggilan Whatsapp (WA), Kamis (09/11/2023).
Permintaan Maraden seperti itu terkait kondisi warga tiga nagori (desa) di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara yang tidak mendapat layanan air bersih dari PDAM Tirta Lihou.
Hingga hari Kamis ini, sudah satu minggu lebih air mati di Nagori Dolok Parmonangan, Nagori Gunung Mariah dan Nagori Tiga Dolok. Bahkan, air mati sering terjadi pada 4 bulan belakangan ini. Ribuan warga pun terdampak.
Seringnya layanan air bersih macet, menjadi salah satu alasan bagi Maraden meminta Bupati Simalungun mencopot jabatan Direksi PDAM Tirta Uli. “Gak mampu (jadi direksi),” ujar Maraden.
Pelayanan PDAM Tirta Lihou semakin membuat Maraden kecewa, pasca tarif air minum dinaikkan beberapa waktu lalu. “Tarif dinaikkan. Pelayanan bukan meningkat, tapi semakin jeblok,” katanya.
Lebih lanjut Maraden Sinaga menginformasikan, Direksi PDAM Tirta Lihou sedang tersandung kasus hukum. Kasus tersebut, saat ini sedang ditangani Poldasu.
Sebagaimana diberitakan SBNpro sebelumnya, aliran air dari PDAM Tirta Lihou di tiga nagori (desa) di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, sudah satu pekan, mati.
Persisnya, aliran air mati terjadi di Nagori Dolok Parmonangan, Gunung Mariah dan Nagori Tiga Dolok. Disebut, air mati karena longsor yang terjadi di Huta Naga, Nagori Dolok Parmonangan.
“Sudah 1 minggu air kami mati. Katanya ada longsor di Huta Naga, Nagori Dolok Parmonangan,” ucap Jekson Butar-butar, Senin (06/11/2023), salah seorang warga Tiga Dolok yang merasa merana karena buruknya pelayanan PDAM Tirta Lihou.
Kata Jekson, air mati karena longsor merupakan alasan yang sudah sangat sering diterima warga Dolok Panribuan dari pihak PDAM Tirta Lihou. Namun, antisipasi dari PDAM terkesan tidak maksimal.
“Karena di setiap musim penghujan, selalu air sering mati karena longsor. Tapi tetap saja PDAM memasang pipa distribusinya di tebing tanpa penyangga,” ujarnya.
Lebih lanjut diungkap Jekson, dalam satu bulan pada 4 bulan belakangan ini, setiap hari, aliran air mati secara bergantian di pemukiman warga.
“Bolak balik setiap bulan ada yang mati pada setiap harinya. Sebelah kiri (kawasan pemukiman warga) hidup, sebelah kanannya mati. Itu terjadi sejak 4 bulan terakhir ini. Karena kalau musim hujan, pecah pipanya,” sebutnya. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post