SBNpro – Siantar
Kawasan Pondok Legok di Jalan Tambun Barat, Kelurahan Tanjung Tongah, Kecamatan Siantar Martoba, menjadi salah satu titik (lokasi) banjir terparah di Kota Siantar pada Sabtu malam (12/07/2020) kemarin.
Disampaikan Lurah Tanjung Tongah, Henri Gunawan Purba Siboro, Minggu (12/07/2020), Tanjung Tongah, khususnya di Pondok Legok di Jalan Tambun Barat merupakan kawasan langganan banjir di Kota Siantar. “Karena disana kerap terjadi banjir. Hampir setiap tahun, banjir terjadi disana,” ungkapnya.
Meski langganan banjir, bukan berarti tidak ada upaya pemerintah untuk mengantisipasi banjir di Pondok Legok. Sebab, pemerintah telah membangun tembok penahan banjir setinggi 3 meter, dengan panjang 350 meter di pinggiran pertemuan dua sungai, yakni, sungai Bah Kaitan dan sungai Bah Sosopan.
Hanya saja, banjir yang terjadi kemarin, lanjut Henri, tembok penahan banjir setinggi 3 meter itu tak mampu menahan air sungai Bah Kaitan dan Bah Sosopan yang meluap. Karena, air bah itu “melompati” tembok penahan tersebut, hingga merendam 58 rumah warga yang terdiri dari 64 KK. Sedangkan kondisi tembok penahan itu tetap aman dan tidak rubuh sama sekali.
“Banjir kali ini melewati tembok penahan banjir setinggi 3 meter, dengan panjang 350 meter, dilewati air banjir. Tembok tetap aman dan tidak rubuh,” ujar Henri Gunawan Purba, sembari menambahkan, bangunan tembok penahan banjir itu baru selesai dibangun sekira bulan April 2020 yang lalu.
Katanya, letak lokasi banjir Pondok Legok, berada di pertemuan antara dua sungai. Yakni, sungai Bah Kaitan dan Bah Sosopan. Sehingga, lurah ini menduga, karen letaknya berada dipertemuan dua sungai itu, membuat kawasan Pondok Legok menjadi rawan banjir.
Dijelaskan Lurah Tanjung Tongah ini, banjir kemarin merupakan banjir terbesar yang pernah terjadi di Kelurahan Tanjung Tongah. Karena ketinggian air mencapai 2 meter. Sedangkan banjir ditahun 2001 yang lalu, ketinggian air sekira 1,5 meter.
Editor: Purba
Discussion about this post