SBNpro – Siantar.
Masyarakat diminta waspada wabah penyakit difteri. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium itu bisa merenggut nyawa korbannya jika terlambat ditangani.
Penderitanya dilarang berdekatan dengan orang lain, termasuk keluarganya. Sebab ketika sudah positif dinyatakan difteri, maka pasien wajib diisolasi.
Baca juga : 5 Kasus Difteri di RSVI Siantar, Berikut Alamat Para Pasiennya, dan ini Kata Dinkes
Orang di sekelilingnya pun wajib waspada menghindari kuman atau bakteri yang cepat sekali menular melalui batuk, bersin, tertawa dan udara itu. Demikian dikutip dari JawaPos.com
“Karena angka kematian yang tinggi, terutama pada balita dan usia lanjut, maka sebaiknya penderita jangan dekat-dekat dengan orang lain,” tegas Disease Prevention Expert yang juga CEO dari In Harmony Vaccination dr. Kristoforus Hendra Djaya SpPD, pada Sabtu (9/12) lalu.
Kristoforus menambahkan ada sejumlah cara untuk mencegah penularan kuman difteri selain pengobatan dengan vaksinasi. Beberapa cara tersebut adalah, sebagai berikut;
Hindari Kontak
Hindari kontak langsung dengan penderita agar kuman karena kuman bisa menyebar melalui udara. Meskipun, memang penderita difteri tak bisa dilihat secara kasat mata.
Petugas kesehatan harus melihat tenggorokan pasien di mana terdapat selaput khas yang kotor sebagai tanda penyait difteri.
Gunakan Masker
Musim hujan identik dengan penularan virus secara cepat. Tak hanya mencegah difteri, pasien ataupun masyarakat umum sebaiknya rajin menggunakan masker.
Sedangkan orang lain yang mengunjunginya, disarankan menggunakan masker.
Pola Hidup Bersih dan Sehat
Menghindari difteri, salah satunya dengan memastikan lingkungan bersih dan rajin mencuci tangan. Sebab kuman ada di mana-mana. Cuci tangan, serta menghindari kontak langsung dengan penderita.
Antibiotik
Pasien difteri wajib diberikan antibiotik, serum, dan lainnya agar cepat sembuh dan tidak menulari orang per orang.
Imunisasi
Memeriksa status imunisasi rutin pada anak-anak apakah sudah lengkap. Jika, belum maka segera dilengkapi.
Ikut mendukung pelaksanaan ORI (outbreak response immunization) yang akan dilaksanakan oleh dinkes, yaitu imunisasi untuk pencegahan difteri dengan sasaran anak usia 1 – < 19 tahun. (*)
Discussion about this post