SBNpro – Siantar
Tokoh Pemuda Simalungun, Jan Wiserdo Saragih Sumbayak ajak masyarakat etnis Simalungun untuk memilih dan memenangkan kolom kosong (kotak kosong/koko) di Pilkada Kota Siantar pada 9 Desember 2020 mendatang.
Ajakan itu disampaikan inisiator Gerakan Kebangkitan Simalungun Bersatu (GKSB) tersebut melalui dinding akun facebooknya (FB-nya), Selasa (29/09/2020), dengan judul “Harkat di Kolom Kosong”.
Bagi Jan Wiserdo, harkat (martabat) etnis Simalungun harus tetap terjaga sampai kapanpun. Terutama dimasa kontestasi Pilkada, yang akan menentukan pemimpin di kota yang memiliki motto “sapangambei manoktok hitei”.
Disebut Jan Wiserdo, etnis Simalungun sebagai “simada talun” atau “sipukka huta” (tuan rumah), selayaknya dihargai oleh setiap calon pemimpin di Kota Siantar. Namun calon pemimpin saat ini, menurut Jan Wiserdo, menunjukkan kesan tidak peduli terhadap etnis Simalungun. Bahkan ia menilai, calon itu terkesan tidak menganggap etnis Simalungun itu ada di Kota Siantar.
“Idealnya, saat ini Etnis Simalungun harusnya melipat gandakan kerasnya kekuatan memberikan perlawanan kepada calon tunggal yang sedikitpun tak memandang, tak perduli, tak menganggap dan tak berfikir Etnis Simalungun itu ada sebagai Sipukkah Huta atau Simada Talun. Ini adalah ” nista” dalam bentuk yang beda,” tulis Jan Wiserdo di akun FB-nya.
Padahal di Kota Siantar, lanjutnya, cukup banyak tokoh etnis Simalungun. Seperti Ephorus GKPS, IKEIS ( Ikatan Keluarga Islam Simalungun), PMS (Partuha Maujana Simalungun), HIMAPSI (Himpunan Mahasiswa dan Pemuda Simalungun ) dan tokoh personal lainnya, yang layak untuk dihargai oleh siapapun yang ingin menjadi pemimpin di Kota Siantar.
Namun, Jan Wiserdo menilai, komunitas dari kelompok lain yang lebih diagungkan oleh calon pemimpin yang ada saat ini. Itu terjadi di kota yang “didirikan” oleh etnis Simalungun melalui Raja Siantar, Sangnaualuh Damanik.
Beranjak dari penilaiannya itu, Jan Wiserdo mengajak etnis Simalungun untuk memenangkan kotak/kolom kosong di Pilkada tahun ini. “Yang masih mau perduli dan merasa pentingnya harkat dan martabat Etnis Simalungun sebagai sipukkah huta, kemenangan kotak kosong atau kolom kosong adalah letak harga diri dan harkat martabat Etnis Simalungun sebagai sipukkah huta di Pematangsiantar,” sebutnya didalam tulisannya tersebut.
Pun begitu, keturunan dari almarhum Pdt J Wismar Saragih ini menaruh hormat terhadap pemikiran lain yang berbeda dengannya. “Tapi kami sangat menghormati pemikiran lain tentang hal ini karna pasti banyak sisi lain atau kepentingan lain mempengaruhi cara melihatnya,” ungkapnya lewat tulisan itu.
Secara langsung, lewat pesan Whatsapp (WA), Rabu (30/09/2020), Jan Wiserdo menegaskan, bila setelah tulisannya di akun FB-nya terbit, selanjutnya ada perubahan yang terjadi, menurut Jan Wiserdo, hal itu sudah tidak memiliki nilai lagi.
“Tambahan nya yg penting lawei, sebelum aku menulis yg mengajak Simalungun memilih kolom kosong dia tidak ada menganggap Simalungun, jika setelah itu dia melihat Simalungun, itu sdh tidak bernilai,” sebutnya kepada SBNpro.com lewat pesan WA.
Terhadap hal itu, Calon Walikota Siantar, Asner Silalahi, juga lewat pesan WA menyebutkan, dirinya telah bersilaturahmi, berkomunikasi dan berdiskusi dengan sejumlah tokoh Simalungun.
Dalam hal ini, Asner Silalahi mengaku sudah bersilaturahmi dengan Ephorus GKPS. Juga telah bersilaturahmi dan berdiskusi dengan Rektor USI, Dekan Universitas Simalungun (USI) serta Pembina Yayasan USI dan dosen.
Kemudian, Asner juga mengaku telah berkomunikasi dengan HIMAPSI dan Partuha Maujana Simalungun (PMS). Malah sebutnya lagi, ketika pendaftaran calon, persisnya saat dirumah, dirinya disambut dengan tor-tor somba.
Sedangkan pasangan Asner Silalahi, Calon Wakil Walikota Siantar, dr Susanti Dewayani mengatakan, baru melakukan pertemuan dengan Rektor dan civitas akademi USI. “Br saja sy hadir dlm pertemuan dg rektor dan jajaran civitas akademika USI,” tulis dr Susanti lewat pesan WA.
Editor: Purba
Discussion about this post