SBNpro – Samosir
Ratusan ton ikan mati mendadak di Danau Toba. Persisnya di Kelurahan Siogung-ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Peristiwa merugikan usaha keramba ikan itu terjadi sejak Senin (19/10/2020) hingga hari ini, Jumat (23/10/2020).
Niolando Naibaho, salah seorang petani ikan KJA (Keramba Jaring Apung) di perairan Danau Toba menduga, matinya ikan karen kotornya air Danau Toba. “Informasi yang kita terima dari Dinas Pertanian, kalau air Danau Toba kotor, jadi ikan kurang mendapatkan oksigen,” katanya, Jumat (23/10/2020).
Terkait peristiwa matinya ratusan ton ikan secara mendadak dalam hitungan 4 hari itu, telah ditinjau Dinas Pertanian Samosir.
“Kemarin sudah datang dari Dinas Pertanian, sudah dicek orang itu. Temuan sementara matinya ratusan ton ikan itu akibat putaran angin dibawah danau sehingga air keruh naik keatas sehingga oksigen kurang dan ikan susah bernafas,” ujar Niolando, sembari mengutip ucapan Kadis Pertanian Samosir, Viktor Sitinjak.
Katanya, Viktor Sitinjak menyampaikan kepada petani ikan yang mengalami kerugian, agar para petani ikan KJA menarik kerambahnya ke kawasan Danau Toba yang lebih dalam.
“Disarankan, agar kerambanya ditarik ketempat yang lebih dalam, sehingga air keruh akibat putaran air dari bawah tidak sampai keatas ke keramba ikan,” ujar Viktor kepada petani.
Disebut Viktor, ikan mati mendadak sudah pernah terjadi sebelumnya. Bahkan sudah beberapa kali terjadi di perairan Danau Toba, tepatnya di perbatasan Dairi. Setelah kerambah ikan diarahkan ke tempat yang lebih dalam, katanya, hal tersebut tidak terjadi lagi.
Viktor juga mengingatkan tentang jumlah ikan dalam satu kerambah. “Kemudian ikan juga di tidak boleh terlalu banyak dalam satu keramba. Aqua Farm sendiri kalau membuat ikan banyak dalam satu keramba mereka bantu dengan kipas untuk menambah aksigen dalam keramba,” tuturnya. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post