SBNpro – Lampung
Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Deli Serdang, Sumut organisir siswa didaerahnya, mulai dari Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk memberikan (menyalurkan) bantuan terhadap korban tsunami Lampung.
Kebijakan dan tindakan Disdik Deli Serdang tersebut diapresiasi Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak). Apresiasi itu disampaikan Ketua Umum Komnas Anak, Arist Merdeka Sirait, Sabtu (16/02/2019) dari Lampung Selatan.
“Sungguh hebat dan luar biasa! Kalimat itu patut disampaikan kepada Dinas Pendidilan Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, yang berhasil mengorganisir semangat aksi solidaritas anak-anak peserta didik, mulai dari TK hingga SMA untuk mengumpulkan bantuan kepada anak-anak korban tsumami di Lampung,” ungkap Arist Merdeka Sirait lewat siaran pers-nya.
Diinformasikan Arist, aksi solidaritas untuk korban tsunami itu turut didampingi Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Deli Serdang. Katanya, sebelumnya, aksi yang sama juga telah dilakukan untuk anak korban tsunami Palu, Donggala dan Selat Sunda.
“Semangat berbagi kepada sesama, khususnya kepada anak korban adalah basis dari aksi solidaritas anak-anak Deli Serdang untuk korban tsunami,” ungkapnya.
Kebijakan Dinas Pendidikan Deli Serdang menggalang anak (siswa) turut bersolidaritas, merupakan hal yang cukup baik. Karena hal itu akan membangun nilai kesetiakawanan dan empati terhadap siswa.
Sehingga, sebut Ketua LPA Deli Serdang, Junedy mewakili Disdik dan peserta didik, aksi solidaritas seperti itu perlu terus ditanamkan kepada anak-anak, tanpa membedahkan latar belakang, suku, ras dan agama. Bantuan untuk korban tsunami itu sendiri telah diserahkan Jumat (15/02/2019).
Sementara itu, Kepala Dinas PPPA Kabupaten Lampung Selatan pada saat penyerahan bantuan secara simbolik di tenda pengungsian di Lampung Selatan, menyampaikan apresiasinya kepada Tim Komnas Anak, LPA Deli Serdang, LPA Lampung, Forum Anak Lampung dan Banten karena telah memberikan motivasi dan inspirasi bagi masyarakat.
Dikatakan Kadis PPPA Lampung Selatan, kegiatan seperti itu patut untuk ditiru. “Kegiatan ini patut dicontoh. Untuk dijadikan contoh program pemulihan bagi anak sebagai korban, oleh lintas profesi dan lembaga secara khusus program pemerintah di berbagai daerah,” sebutnya.
Dijelaskan, dari peristiwa tsunami Lampung yang lalu, ditemukan 39 anak yang terpisah dari orang tuanya. Saat ini, 39 anak tersebut dalam pengawasan dan perlindungan Dinas PPPA Lampung Selatan.
Terkait keberadaan 39 anak yang terpisah dengn orang tuanya, Ketua Umum Komnas Anak mengajak Dinas PPPA Lampung Selatan menyelenggarakan program reintegrasi sosial anak, bagi anak yang terpisah dari keluarga.
“Anak-anak yang terpisah dari orangtua dan keluarganya karena dampak tsunami, dan telah ditempatkan diberbagai keluarga alternatif, maka perlu terus dilakukan pengawasan mengenai keberadaannya,” ujar Arist Merdeka Sirait.
Disela-sela kegiatan itu, Ketua Umum serta Sekjen Komnas Anak dan lainnya menyempatkan diri mengajak anak korban tsunami bermain di tenda pengungsian. Hal itu dilakukan untuk mengurangi trauma para anak yang jadi korban tsunami.
Editor : Purba
Discussion about this post