SBNpro – Simalungun
Hujan deras sejak Jumat sore (20/11/2020) hingga malam hari di Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun membuat sungai Bah Tongguran meluap. Luapan air bah itupun kemudian menghantam sejumlah bangunan.
![](https://i0.wp.com/www.sbnpro.com/wp-content/uploads/2024/06/SELAMAT-SUKSES-DIAN-G-PURBA-copy-min-1.jpg?fit=1000%2C679&ssl=1)
Hantaman air bah membuat jalan dan sekitar jalan lintas provinsi di Tanah Jawa tergerus, hingga tercipta lubang (lembah) yang cukup besar. Kondisi itu membuat jalan dari Tanah Jawa menuju arah Kabupaten Asahan, lumpuh.
Bahkan, air bah nyaris membuat jembatan beton diatas sungai Bah Tongguran, amblas. Puncak luapan air diperkirakan terjadi sekira jam 22.00 WIB.
“Informasi dari masyarakat bahwa arusnya mendadak datang dari atas. Air menghantam dari atas (hulu) ke bawah (hilir),” ucap Kapolsek Tanah Jawa, Kompol Selamat.
Saat kejadian, sebut Selamat, ketinggian air mencapai 7 meter diatas permukaan sungai Bah Tongguran disaat normal. Luapan air itu juga sempat menggenangi pemukiman warga sekitar dekat sungai.
Katanya, air bah baru mulai menyusut pada Sabtu (21/11/2020) sekira jam 01.00 WIB. “Pagi tadi sekira pukul 02.30 arus air sudah menurun. Sudah enggak menggenangi jembatan Tongguran lagi. Dan sekarang siang ini arus air sungai bisa kita lihat sudah normal,” ungkap Selamat.
Masih menurut Selamat, ia ada menerima laporan dari warga, tentang tiga ekor babi (ternak), hanyut terbawa luapan air bah. “Ada laporan warga, dia punya ternak tiga babi yang hilang. Arus yang tinggi tiba-tiba menghanyutkan hewan ternaknya,” tuturnya.
Dilaporkan Kapolsek Tanah Jawa ini, musibah banjir tadi malam tidak menyebabkan korban jiwa. Hanya saja, ada 12 bangunan rumah maupun warung milik warga terendam air. Serta satu rumah ibadah, juga dilaporkan sempat digenangi air.
Sementara itu, Hary Eka Ompusunggu, warga yang rumahnya berada tepat di pinggir Jembatan Tanah Jawa mengatakan, air sungai Bah Tongguran mulai meluap pada pukul 20.30 WIB. Debit air mulai meningkat hingga mendekati jam 22.00 WIB. Luapannya hingga menutup jembatan.
“Kita sebenarnya sudah menduga, memang sudah biasa kalau hujan panjang, bakal banjir. Tapi sampai amblas jembatan kuning ini, gak kita duga. Debit air makin naik terus menerus, sampai satu meter di rumah saya ini. Dan menutup jembatan,” kata Hary.
Katanya, banjir tadi malam merupakan banjir terparah sejak terakhir terjadi tahun 1994 yang lalu. Tahun 1994 lalu, air sampai ke Pekan (Pasar Mingguan) Tanah Jawa.
“Terakhir banjir parah itu tahun 1994. Atau 26 tahun yang lalu lah. Kalau banjir kecil-kecil memang udah biasa. Beberapa tahun terakhir, ini yang paling parah lah,” sebut Hary.
Budi Haryanto, warga lainnya mengatakan, banjir atau meluapnya air bah dari sungai Bah Tongguran, karena hujan deras berlangsung cukup lama. “Sebetulnya karena kelamaan banjirnya. Makanya sampai bangunan warung BPK, warung kopi di sini (sekitar jembatan), habis,” katanya.
Budi berharap, pemerintah segera melakukan perbaikan saluran air bersih milik PDAM Tirta Lihou. Karena pipa saluran air PDAM yang ada di jembatan, putus akibat hantaman air sungai yang meluap. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post