SBNpro – Siantar
Sejumlah pedagang Pasar Horas, baik PKL (pedagang kaki lima) maupun pedagang kios tempel (PKT), kerap menggelar unjukrasa menolak revitalisasi balairung Pasar Horas.
Seperti yang terjadi hari ini, Senin (07/05/18). Pada aksi unjuk rasa tadi, pendemo sampai mengganggu kepentingan umun, dengan memblokir Jalan Sutomo.
Hanya saja, dibalik aksi unjuk rasa membawa nama PKL dan PKT Pasar Horas itu, Sekda Kota Siantar, Budi Utari didampingi Kabag Humas, M Hamam Sholeh, Minggu (06/05/18) menegaskan, jumlah PKL maupun PKT yang mendukung revitalisasi balairung cukup signifikan.
Dikatakan Sekda Siantar, jumlah PKL dan PKT yang mendukung revitalisasi lebih dari 70 persen. “Yang mendukung dikisaran 70 sampai 80 persen,” ucap Budi Utari, saat bincang-bincang dengan jurnalis di Jalan Senam.
Pernyataan Sekda itu diperkuat PKL Pasar Horas. Seperti disampaikan Romiyan br Pasaribu, Rohani Sialagan, H Soleh, Managam Panjaitan dan Hotria br Tamba.
Menurut Romiyan br Pasaribu, ia menyadari kalau revitaliasi bertujuan untuk menata pedagang ke lokasi berjualan yang jauh lebih nyaman.
“Saya sudah 3 tahun berjualan pakaian bekas di kaki lima. Kondisi memang kumuh dan becek. Apalagi ketika hujan turun, terpaksa harus menunda membuka bal. Payung tenda yang menjadi wadah berlindung, tak bisa diharap banyak,” ujar Romiyan br Pasaribu
Untuk itu, wanita bersuami itu meminta, agar pembangunan balairung segera dilakukan oleh investor yang menjadi rekanan PD Pasar Horas Jaya.
Sedangkan terkait masalah biaya yang menjadi kendala, menurutnya, ada opsi yang dapat meringankan pedagang. Hanya saja, ia mengingatkan para pedagang, setiap berusaha (berbisnis) memerlukan biaya.
“Kalau saya dibilang, mohonlah pembangunan dipercepat. Dari berjualan di kaki lima menjadi memiliki KIB (kartu izin berjualan). Jelas ini ucapan syukur,” ucapnya.
Sementara PKL lainnya, Rohani Siallagan yang sudah 10 tahun berjualan makanan dan minuman, juga menyatakan mendukung pembangunan balairung.
Bagi ibu 3 anak ini, tidak ada alasan untuk menolak revitalisasi balairung. Apalagi revitalisasi dilakukan untuk menciptakan kondisi pasar yang lebih baik.
Ia yakin, dengan revitalisasi, akan banyak keuntungan yang didapat. Salah satunya, kenyamanan saat berdagang.
“Dengan kondisi sekarang saja, saya bisa menyekolahkan anak saya di Akademi Maritim, dan telah bekerja di kapal pelayaran. Saya menyetujui pembangunan, karena saya tahu bersyukur. Saya percaya revitalisasi itu pastinya untuk kebaikan,” ujar Rohani.
Hal yang sama juga disampaikan H Soleh, pedagang kerang, Managam Panjaitan pedagang pakaian bekas dan Hotria br Tamba pedagang bawang merah, cabai dan lainnya. Ketiganya sehari-hari berjualan di kaki lima dan setuju dengan program PD Pasar Horas Jaya.
Editor : Purba
Discussion about this post