SBNpro – Siantar
Ada yang tidak biasa di perayaan Natal, Selasa (25/12/2018) malam, di lapangan Haji Adam Malik, Pematang Siantar. Natal dengan tema “Satu Karya Dalam Kasih” itu digagas bukan hanya oleh kaum muda Kristen saja, namun oleh umat muda Islam.
Salah satu bentuk kreatifitas kaum muslim dalam Natal itu adalah mereka menjalin jerami membentuk kata “NATAL”. Instalasi setinggi dua meter itu berhasil menyedot perhatian warga dan ramai menjadi wahana foto.
Instalasi jerami berbentuk kata “NATAL” itu memang dikhususkan untuk lokasi selfie bagi warga yang datang menonton perayaan Natal malam itu. Kreasi tersebut memang terbilang unik dan menarik.
Kepada Gatra.com, salah seorang panitia, Bongsu Pakpahan mengatakan bahwa dalam perayaan Natal kali ini memang turut melibatkan kreativitas anak muda Pematangsiantar tanpa “sekat” dan “kotak-kotak” keyakinan. “Ada tangan kreatif kaum muda muslim sehingga Natal itu berjalan dengan baik,” ujarnya.
Jadi, panitia untuk pelaksanaan Natal ini berasal dari berbagai komunitas dan sanggar kreatif di Pematangsiantar. “Berlangsungnya perayaan Natal dengan baik menunjukkan toleransi beragama di tatanan anak muda Pematangsiantar masih sangat kuat. Ini yang perlu tetap dijaga,” katanya, Rabu (26/12/2018).
Selama proses persiapan Natal dengan sub tema “Merajut Kreativitas Kota Pematangsiantar Untuk Berkarya Dalam Satu Kasih” itu, kata Bongsu, antusiasme kaum muda Muslim sangat nyata.
“Maka dari itu, kami kaum muda di Pematangsiantar akan tetap menjaga harmonisasi ini. Ke depannya, untuk event Idul Fitri, maka tangan-tangan kreatif dari kaum muda Kristen dengan sukacita akan bekerja membuat yang terbaik,” ujarnya.
Adapun bentuk kreatifitas lainnya, musisi lokal dan grup band PUNXGOARON membawakan lagu-lagu rohani bertema Natal. Walau terbilang lepas dari kebiasaan Natal selama ini, panitia berkeyakinan kegiatan mereka tidak menyalahi, karena kreatifitas juga berkah dari Tuhan.
Adapun panitia lainnya, Johan Lumbangaol menambahkan, beberapa penari yang tampil malam itu juga merupakan teman-teman pekerja beragama Islam.
Perayaan Natal tersebut melibatkan pekerja kreatif, mulai dari pemusik, penari, dan pelukis. Lalu pembuat sablon, pembuat tato, dan fotografer. Hingga peracik kopi, serta bidang lainnya yang dekat dengan dunia dan industri kreatif.
“Keterlibatan kawan-kawan dari semua sisi. Mulai ide sampai dana terjalin semua dalam waktu dua minggu. Jadilah perayaan Natal kreatif ini,” kata Johan usai perayaan Natal.
Selain jalinan jerami berbentuk kata “NATAL”, anak-anak muda Siantar juga memamerkan karya sablon, racikan kopi dari barista lokal.
Di sekitar lokasi acara, tampak para pekerja seni memamerkan karya mereka, seperti ragam sablon, kaus bertema Pematangsiantar hingga racikan kopi oleh para barista. Tak lupa mereka juga memberi tali asih kepada anak-anak panti asuhan.
Sumber : Gatra.com
Discussion about this post