SBNpro – Siantar
Jumlah kasus positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kabupaten Simakungun, Sumatera Utara (Sumut) melonjak secara signifikan. Hingga menjadi lonjakan tertinggi di kabuten itu, sepanjang Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Simalungun terbentuk dan menjalankan tugasnya.
Bahkan bukan hanya lonjakan yang drastis, parahnya lagi, penambahan jumlah kasus positif itu terjadi dari satu nagori (desa) yang ada di Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun, pasca hasil uji swabnya keluar dari Laboratorium RS Perdagangan, Simalungun.
Persisnya, kemarin, Senin (15/06/2020), GTPP Covid-19 Simalungun mengumumkan, 17 warga Nagori Tanjung Hataran, Kecamatan Bandar Huluan dinyatakan positif terjangkit SARS Corona Virus 2 (SARS Cov2) penyebab Covid-19. Nagori (Desa) Tanjung Hataran itupun ditengarai menjadi klaster Covid-19 di Simalungun.
Sebagai upaya pencegahan penyebaran dan penanganan cepat terhadap Covid-19, GTPP Covid-19 Simalungun melakukan rapid tes massal terhadap warga Nagori Tanjung Hataran lainnya. Terutama terhadap warga yang pernah melakukan kontak erat dengan 17 warga yang dinyatakan positif tersebut. Rapid tes dilakukan terhadap 200 orang, dan hasilnya 16 orang reaktif.
Bukan hanya rapid tes, GTPP Simalungun juga melakukan disinfeksi wilayah Nagori Tanjung Hatara, dengan menyemprotkan cairan desinfektan. Rapid tes massal dan disinfeksi, langsung dipimpin Bupati Simalungun, JR Saragih selaku Ketua GTPP Covid-19 Simalungun.
Belum puas dengan rapid tes massal dan disinfeksi, Pemkab Simalungun melalui GTPP Covid-19, juga mengisolasi (mengkarantina) wilayah Nagori Tanjung Hataran. Untuk keperluan karantina wilayah, Bupati Simalungun melibatkan aparat TNI dan Polri, untuk menjaga wilayah yang dikarantina. Karantina wilayah nagori itu, akan berlangsung selama 14 hari, terhitung sejak kemarin.
Dari 200 sampel hari ini, sebanyak 16 orang dinyatakan reaktif, dan pemeriksaan masih berjalan. Semuanya yang positif rapid test akan kita rujuk ke RSUD Perdagangan untuk dilakukan uji swab,” ucap JR Saragih.
Bupati Simalungun ini berharap, pasien positif tidak betambah sehingga beban kerja petugas bisa lebih fokus kepada pasien yang ada saat ini, dan mencegah pasien baru tidak muncul. Kemudian menghimbau masyarakat untuk tetap tenang, dan tetap menjaga kesehatan, dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Wilayah ini sudah masuk dalam kategori bahaya. Karenanya, kita harus bekerja bersama memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 dengan tetap menjaga kesehatan dan terapkan selalu protokol kesehatan seperti memakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak,” ungkapnya.
Ia tambahkan, pemerintah telah siap memberikan pelayanan dan bantuan dalam mengatasi penyebaran Covid-19 di Simalungun. “Jangan takut dirawat di Rumah Sakit. Pelayanan di Rumah Sakit kita usahakan sebaik dan senyaman mungkin untuk mempercepat kesembuhan pasien,” tutup Bupati.
Sementara, Humas GTPP COVID-19 Simalungun, Akmal Siregar menambahkan bahwa pasangan suami istri yang pertama terpapar virus corona mengaku tidak memiliki riwayat perjalanan. “Pengakuan mereka tidak kemana-mana tetapi punya riawat kontak,” kata Akmal dengan menekankan bahwa fokus utama tidak lagi riawat perjalanan karena telah melakukan rapid test massal.
Namun saat ini, kata Akmal Siregar, pihaknya sedang bekerja mencari jejak 15 pasien positif Covid-19 terbaru sehingga sebarannya dapat ditemukan dan mata rantainya segera mungkin terputus. Ia mengakui bahwa ke15 pasien baru ini telah dirapid test sekitar tiga hari yang lalu. “Pastinya (pasien ditanyai riawat perjalanan) dan tugas medislah menanyakannya langsung,” ucapnya.
Sejauh ini, akumulasi kasus Covid-19 di Simalungun mencapai 45 orang. Dengan rincian, 25 orang dirawat disejumlah rumah sakit, 19 orang dinyatakan sembuh dan 1 orang meninggal. Kemudian, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 untuk sekarang ini mencapai 27 orang.
Editor: Purba
Discussion about this post